Dengan pemindahan ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN), sebuah pertanyaan eksistensial muncul bagi Jakarta: akan menjadi apa kota ini selanjutnya? Pemerintah pusat telah menggaungkan visi ambisius untuk mentransformasi Jakarta pasca-IKN menjadi sebuah global business hub atau pusat bisnis dan keuangan berskala internasional. Namun, mewujudkan visi ini menuntut Jakarta untuk mengatasi masalah-masalah kronis yang telah lama membelenggunya.
Peluang dari Pengurangan Beban Ganda
Pemindahan pusat pemerintahan ke IKN secara teoretis akan mengurangi beban ganda yang selama ini dipikul Jakarta sebagai pusat administrasi dan pusat bisnis. Dengan berkurangnya aktivitas pemerintahan, kemacetan dan kepadatan penduduk diharapkan akan sedikit mereda. Ini membuka peluang bagi Jakarta untuk fokus sepenuhnya pada pengembangan infrastruktur pendukung pusat bisnis global, seperti transportasi publik yang lebih baik dan ruang perkantoran kelas dunia.
Tantangan Masalah Kronis: Banjir, Kemacetan, dan Polusi
Namun, visi ini akan tetap menjadi ilusi jika Jakarta tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah kronisnya. Ancaman banjir dan penurunan muka tanah di pesisir utara, kemacetan yang masih parah di arteri-arteri utama, dan tingkat polusi udara yang membahayakan adalah faktor-faktor yang akan membuat investor dan talenta global berpikir dua kali untuk menjadikan Jakarta sebagai basis mereka.
Persaingan Regional dengan Singapura dan Kuala Lumpur
Jakarta juga tidak sendirian dalam persaingan ini. Kota ini harus bersaing langsung dengan pusat-pusat bisnis yang sudah mapan di Asia Tenggara, terutama Singapura dan Kuala Lumpur. Untuk bisa unggul, Jakarta harus mampu menawarkan lebih dari sekadar infrastruktur; ia harus menjamin kepastian hukum, kemudahan berusaha, kualitas hidup yang tinggi, dan stabilitas politik.
Intisari:
- Visi Baru: Jakarta pasca-IKN diproyeksikan menjadi pusat bisnis dan keuangan global.
- Peluang: Pemindahan ibu kota mengurangi beban administrasi, membuka ruang bagi Jakarta untuk fokus pada pengembangan ekonomi.
- Hambatan Utama: Masalah kronis seperti banjir, macet, dan polusi harus diatasi secara fundamental.
- Persaingan Regional: Jakarta harus mampu bersaing dengan Singapura dan Kuala Lumpur dalam hal kemudahan berusaha dan kualitas hidup.

